Free download ramadhan terakhir


















Sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW nabi junjungan kita semua, yang mengisi Ramadhan dengan sepenuh amal yang berkah. Memberikan contoh kepada kita beragam amal yang disyariatkan dalam Ramadhan yang mulia. Semoga kita mampu meniru dan menjalankannya. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya ingin membahas tentang puasa Ramadhan dan anak- anak kita. Sebuah gambaran yang unik seringkali ditemui di jalan-jalan dan sekolahan. Kita melihat anak usia sepuluh tahunan, atau bahkan lebih dari itu yang dengan ringan menikmati makanan dan minuman yang segar di siang hari Ramadhan.

Tentu kita bertanya-tanya dalam hati, apakah yang membuat sang anak tersebut tidak berpuasa di hari-hari Ramadhan ini?. Seandainya saja karena sakit dan kondisi fisik yang lemah, tentulah kita tidak akan mempermasalahkannya. Karena jangankan anak kecil, orang dewasa yang sakitpun dibolehkan untuk berbuka oleh syariat Islam yang indah dan manusiawi.

Maka pertanyaan selanjutnya adalah, apakah anak tersebut tidak pernah dilatih dan diperintahkan berpuasa oleh orang tua mereka? Inilah yang akan sedikit kita bahas dan renungkan pada kesempatan kali ini. Bagaimana sesungguhnya Islam memberikan pandangan seputar anak-anak dan puasa Ramadhan. Mungkin ada sebagian orang tua yang akan dengan mudah beralasan bahwa syariat Islam tidak mewajibkan anak-anak untuk berpuasa, sehingga tidak perlu tergesa-gesa menyuruh mereka berpuasa sebelum waktunya atau sampai usia baligh.

Alasan ini memang terlihat benar pada satu sisi, karena tidak ada kewajiban ibadah apapun —begitu pula puasa Ramadhan- kepada mereka yang belum baligh atau bermimpi basah. Tidak dan sekali-kali tidak. Ibadah dijalankan dengan ringan karena ada latihan dan pembiasaan.

Begitu pula dan apalagi ibadah puasa yang sangat dominan sisi fisiknya. Jika tidak dibiasakan sejak dini, maka penundaan dari tahun ke tahun hanyalah mengakibatkan kesulitan yang bertambah-tambah. Pepatah hikmah mengatakan dengan indahnya, bahwa mendidik anak saat kecil bagaikan mengukir di atas batu. Susah memang tapi masih memungkinkan untuk dilakukan. Sedangkan mendidik orang tua bagaikan mengukir di atas air, hampir-hampir tidak pernah kita bayangkan bagaimana melakukannya.

Jamaah sekalian yang dirahmati oleh Allah SWT Rasa-rasanya tidak berlebihan jika kita mengatakan, bahwa anak-anak memang belum wajib untuk berpuasa, tapi sungguh para orang tua mempunyai kewajiban untuk mulai mengenalkan dan melatih anak-anaknya berpuasa. Kewajiban ini sudah diisyaratkan begitu jelas dalam Al- Quran, sebagai panduan bagi orang tua untuk melakukan langkah-langkah yang jelas dalam mengarahkan anaknya dalam beribadah. Setiap orang tua yang mentadabburi dan memahami ayat ini tentulah segera tergerak dan merasa bertanggung jawab untuk mengenalkan ibadah puasa kepada anak-anaknya.

Kita juga mempunyai contoh teladan dari Rasulullah yang mulia dalam masalah ini. Bukan hanya dalam masalah ibadah, bahkan dalam masalah etika dan akhlak pun beliau telah mengajarkan kepada anak-anak yang belia, tanpa memandang usia apalagi baligh tidaknya. Dalam suatu kesempatan makan bersama anak kecil, beliau mengajarkan kepada seorang anak tentang bagaimana adab makan.

Hadits diatas menunjukkan bagaimana urgensinya memulai mengenalkan kebaikan sejak kecil. Lalu bagaimanakah cara kita untuk mengenalkan dan melatih anak-anak kita berpuasa? Setidaknya ada lima hal yang perlu kita cermati dalam masalah ini.

Semoga kita bisa menjalankannya dengan baik dan istiqomah. Pertama : Memberikan pemahaman ringan seputar Puasa dan Urgensinya Sungguh anak kecil usia tujuh tahun bahkan kurang, pada saat ini telah mampu dengan mudah untuk diajak dialog. Semakin ia mengetahui alasan dan pentingnya berpuasa, maka akan semakin mudah melatihnya berpuasa.

Anak-anak kita pun akan menjalankannya dengan lebih ringan saat meyakini apa yang dilakukannya berpahala. Demikian seterusnya, kita bisa membahasakan urgensi puasa dalam ungkapan yang menggugah anak-anak kita dalam berpuasa.

Kedua : Memberikan Motivasi Motivasi disini memang sangat unik jika terkait dengan anak-anak. Kebiasaan yang berlaku di sekitar kita adalah memberikan hadiah kepad a mereka yang bisa menuntaskan puasanya dengan sempurnya. Maka jumlah hadiah disesuaikan dengan jumlah hari mereka berpuasa. Kebiasaan ini tidak sepenuhnya salah, namun motivasi disini tidak harus berupa barang dan materi yang itu-itu saja.

Mungkin saja kita bisa arahkan ke hadiah yang lebih baik dari itu semua, misalnya diberikan uang untuk bersedekah, uang untuk membeli buku, uang untuk infaq palestina. Jadi pada satu sisi kita memotivasi, sisi yang lain juga mengarahkan kemana sebaiknya hadiah tersebut digunakan. Ini hanya sekedar contoh ringan, saya yakin bapak dan ibu sekalian lebih tahu hadiah yang terbaik buat anak-anaknya. Ketiga : Persiapan Puasa yang Matang Anak-anak kita dalam masa pertumbuhan yang sangat sensitif, mereka membutuhkan asupan gizi yang cukup.

Jangan jadikan puasa sebagai hal yang membuat mereka kekurangan gizi dan menjadi lemah. Karenanya para orangtua hendaknya berlaku serius dalam mempersiapkan hidangan sahur bagi putra-putrinya. Pastikan bahwa mereka akan mampu menjalaninya dengan baik,karena kita telah menghidangkan modal yang cukup saat sahur dan berbuka.

Langkah yang keempat adalah : Membuat Kesibukan yang Menyenangkan Berpuasa seharian bagi sebagian besar anak kecil adalah sesuatu yang berat dan sangat menyiksa diri. Kita tidak bisa membiarkan mereka larut dalam kondisi sedemikian. Karenanya perlu dilakukan langkah dan upaya untuk menyibukkan mereka agar lalai dari rasa lapar dan dahaga. Inspirasi semacam ini bisa kita dapatkan dari bagaimana cara sahabat mendidik anak- anaknya untuk berpuasa.

Rasulullah SAW telah memberikan panduannya saat memerintahkan kita untuk mengajarkan anak kita melakukan ibadah sholat. Karenanya memulai sejak usia dini merupakan salah satu langkah sukses menuju tahapan-tahapan selanjutnya. Sekarang tinggal kita kembali menganjurkan kepada mereka yang masih acuh tak acuh dan meremehkan masalah ini, agar segera tersadar dan bersegera melatih anaknya untuk berpuasa. Semoga Allah SWT memudahkan niatan dan langkah kita ini. Setiap tarikan nafas adalah nikmat bagi kita, sekaligus amanah untuk kita pertanggung jawabkan.

Apakah setiap detak kehidupan membuahkan amal dan kebaikan, ataukan justru catatan keburukan yang memilukan? Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW nabi Junjungan, yang setiap detak kehidupannya dipenuhi dengan panduan kemuliaan, uswah dan teladan bagi kita semua. Semoga kita diberikan nikmat bertemu dengannya di akhirat nanti. Amin Jamaah sekalian rahimakumullah Salah satu yang membuat kita termotivasi untuk beramal adalah ketika kita mengetahui dan meyakini sepenuhnya, manfaat dan hikmah dari sebuah amalan tersebut.

Begitu pula dengan ibadah kita di bulan Ramadhan, agar tetap bersemangat hingga akhir Ramadhan perlu rasanya kita meyakini dan memahami beragam hikmah di bulan yang mulia ini khususnya hikmah puasa Ramadhan. Sungguh di luar sana, masih banyak yang mengisi Ramadhan tanpa semangat, hanya ikut-ikutan penuh keterpaksaan, salah satunya karena gagal dalam menyelami hikmah Ramadhan dan kewajiban puasa di dalamnya.

Jamaah sekalian rahimakumullah Diantara hikmah Ramadhan adalah sebagai berikut : Pertama : Ramadhan sebagai Training Keikhlasan Puasa adalah ibadah yang melatih keikhlasan. Maka puasa Ramadhan selama sebulan adalah training keikhlasan yang sangat efektif. Sejak awal Rasulullah SAW menjelaskan betapa ibadah puasa benar-benar jalur langsung antara seorang dengan Tuhannya.

Puasa menjadi ibadah yang begitu mulia karena langsung dinilai oleh Allah sang Maha Mulia. Ibadah Puasa melatih kita untuk ikhlas dalam arti yang paling sederhana, yaitu : beramal hanya karena Allah SWT, mengharap pahala dan keridhoan-Nya.

Betapa tidak? Hampir semua ibadah bisa dideteksi dengan mudah oleh semua manusia, kecuali puasa. Orang menjalankan sholat dan zakat bisa dengan mudah terlihat dengan mata telanjang.

Apalagi ibadah haji, rasa-rasanya satu kampung pun bisa mengetahui kalau salah satu kita menunaikan ibadah haji. Sekiranya bukan karena ikhlas, akan sangat mudah bagi seseorang untuk mengelabui keluarga atau teman-temannya. Ia bisa ikut sahur dan juga berbuka bersama keluarga, tapi di siang hari mungkin saja menyantap lahap makanan di warung langganannya.

Kita semua juga bisa berakting puasa dengan mudah, tapi lihatlah : tidak pernah terbersit dalam hati kita untuk menjalani puasa dengan modus semacam itu. Subhanallah, inilah training keikhlasan terbaik yang pernah kita dapati.

Sebulan penuh merasa di awasi dan beramal hanya karena Allah SWT. Mari kita sedikit berangan, seandainya kaum muslimin di Indonesia bisa mengambil sedikit saja oleh-oleh keikhlasan samacam ini untuk bulan-bulan selanjutnya, bisa kita bayangkan angka kejahatan, korupsi dan sebagainya insya Allah akan menurun drastis.

Karena mereka semua merasa di awasi oleh Allah SWT, lalu menjalankan ketaatan dengan ikhlas sebagaimana meninggalkan kemaksiatan juga dengan ikhlas.

Subhanallah Jamaah sekalian rahimakumullah Kedua : Ramadhan untuk Training Keistiqomahan Momentum Ramadhan yang penuh dengan berbagai amalan —dari pagi hingga malam hari- mau tidak mau, suka tidak suka, akan membuat seorang berlatih untuk istiqomah dalam hari-hari selanjutnya. Kita semua benar-benar menjadi orang yang sibuk dalam bulan Ramadhan. Semua kita lakukan dalam tempo sebulan penuh terus menerus.

Sebuah kebiasaan tahunan yang nyaris tidak kita percaya bahwa kita bisa menjalaninya. Semangat beribadah kita benar-benar dipacu saat memulai Ramadhan. Bahkan Rasulullah SAW memberikan panduan agar melipatgandakan semangat saat akan melepas bulan mulia tersebut. Segala halangan dan rintangan akan teratasi dengan sempurna karena semangat istiqomah yang telah tertempa dalam dada kita. Pada bulan-bulan berikutnya, saat lelah melanda, ada baiknya kita mengingat kembali semangat kita yang menyala-nyala dalam bulan Ramadhan.

Untuk kemudian bangkit dan melanjutkan amal dengan penuh semangat! Ketiga : Ramadhan sebagai Training Ihsan Syariat kita mengajarkan untuk optimal atau ihsan dalam setiap ibadah.

Tak terkecuali dengan ibadah puasa Ramadhan. Setiap kita diminta untuk meniti hari-hari puasa dengan penuh ketelitian.

Menjaganya dari segala onak yang justru akan memporakporandakan pahala puasa kita. Dan betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak mendapatkan dari sholatnya kecuali hanya begadang " HR Ibnu Majah Ini artinya, hari-hari puasa kita haruslah penuh kehati-hatian. Menjaga lisan, pandangan dan anggota badan lainnya dari kemaksiatan.

Sungguh berat, tapi tiga puluh hari latihan seharusnya akan membuat kita melangkah lebih ringan dalam hal ihsan pada bulan-bulan selanjutnya. Bahkan semestinya, perilaku ihsan ini memang menjadi branding kaum muslimin dalam setiap amalnya. Akhirnya, sungguh masih banyak hikmah lain yang terserak sedemikian rupa dalam titian tiga puluh hari yang mulia ini.

Mari memulai dari keinginan tulus dalam hati untuk mensukseskan Ramadhan tahun ini. Lalu diikuti dengan kesungguhan dalam mengisinya bahkan hingga saat hilal Syawal menjelang. Agar kegembiraan yang dijanjikan bisa kita dapatkan.

Rasulullah SAW bersabda :. Mari meniti hari demi hari di bulan ini, dengan kesungguhan amal dan kekhusyukan dalam hati kita. Sepenuh doa keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang memberikan contoh begitu jelas kepada kita, bagaimana mengisi bulan Ramadhan dengan penuh amal kebajikan. Sejak awal Ramadhan memang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai bulan musim kebaikan, dimana setiap pecinta kebaikan diundang untuk berlomba-lomba memanfaatkan kesempatan dan hari-harinya yang singkat, dengan memenuhinya dengan amal kebaikan yang bermacam- macam.

Adalah sebuah kesalahan jika ada yang memandang bahwa kemuliaan Ramadhan hanya terkait keistimewaan ibadah puasa saja. Rasulullah SAW dan para sahabat telah mencontohkan dengan jelas kepada kita, melalui banyak riwayat shohih yang tersebar di kitab para ulama. Bagaimana mereka mengisi Ramadhan dengan berbagai amal kebaikan begitu rupa, berlomba dan terus berlomba seolah tak rela jika bulan ini hanya berhiaskan kemalasan dan duduk semata.

Lantas apa sajakah amal kebaikan dan ibadah unggulan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan pada sahabat di hari-hari Ramadhan yang penuh berkah? Bulan Ramadhan menjadi begitu semarak di malam hari karena pelaksanaan sholat tarawih berjamaah. Riwayat tentang keutamaan qiyam ramadhan atau sholat tarawih ini begitu sering kita dengar di hari-hari ini, dan bahkan telah kita hafal tanpa sengaja.

Rasulullah SAW bersabda dengan lisannya yang mulia :. Karenanya, ini menjadi amal unggulan di bulan Ramadhan yang sungguh sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Kaum muslimin yang berbahagia, Sejarah pelaksanaan sholat tarawih berjamaah ini tidak lepas dari peran seorang sahabat yang mulia, beliau Al Faruuq Umar bin Khottob ra.

Dahulu pada awalnya Rasulullah SAW mengajak beberapa sahabat untuk menjalankan qiyamur ramadhan, namun dari hari ke hari kaum muslimin bersemangat dan jumlahnya terus bertambah, hingga akhirnya Rasulullah SAW menyuruh untuk sholat sendiri-sendiri di rumah karena takut hal tersebut menjadi wajib bagi umatnya.

Ini adalah bentuk kasih sayang seorang pemimpin terhadap umatnya. Maka marilah kita terus berusaha istiqomah menjalankan sholat tarawih berjamaah, agar menambah syiar dan cahaya bulan Ramadhan. Sholat tarawih hendaknya kita kerjakan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, bukan hanya ewuh pakewuh karena dilihat anak dan istri.

Sholat tarawih juga hendaknya kita jalankan dengan penuh kekhusyukan, bukan malah sebaliknya, mengerjakan dengan cepat, terengah-engah, bahkan jauh dari kekhusyukan dan ketenangan.

Kita bisa bercermin bagaimana Rasulullah SAW begitu bersungguh-sungguh dalam qiyamul lailnya, bahkan hingga kaki beliau yang mulia bengkak-bengkak karena begitu lamanya beliau berdiri bermunajat kepada Ilahi. Semoga kita mampu menghayati dan menjalani, ibadah tarawih ramadhan yang benar-benar membantu kita lebih dekat kepada Allah SWT.

Bukan saja karena Al-Quran turun di dalam bulan Ramadhan, namun karena memang salah satu agenda dan amalan Ramadhan adalah membaca dan mempelajari Al-Quran. Begitu pula dengan kebiasaan lain yaitu mengkhatamkan al-Quran dalam 30 hari Ramadhan ini. Ini semua harus kita jaga dan syukuri, dan tentu tidak lupa kita berusaha untuk meningkatkan dari hari ke hari, bukan hanya sekedar membaca atau tilawah, namun juga mempelajari dan memahami makna- maknanya. Mengingat makna tadarus sendiri secara bahasa adalah : saling belajar dan mempelajari Al-Quran.

Ini semua tentu bukan hal yang mudah, namun Bulan Ramadhon adalah waktu yang tepat untuk memulai atau meningkatkan kedekatan kita terhadap Al-Quran. Kaum muslimin yang berbahagia, Marilah kita menyediakan waktu khusus dalam hari-hari kita di bulan Ramadhan ini, bukan hanya sekedar membaca Al-Quran siang dan malam, namun juga mencoba untuk memahami dan mentadaburinya. Terlebih lagi saat ini begitu banyak ceramah, kajian, pengajian yang membahas seputar Al-Quran dan tafsirnya, maka akan sangat indah dan berkesan Ramadhan kita jika kita mampu menghadiri majelis-majelis ilmu semacam itu.

Mari bersama menguatkan tekad, saling menasehati satu sama lainnya, seraya memohon kekuatan kepada Allah SWT agar benar-benar kita bisa menghiasi Ramadhan ini dengan sepenuh amal kebaikan. Tidak lupa sholawat dan salam kita sampaikan kepada Rasulullah SAW, uswah dan qudwah kita dalam mengisi Ramadhan dengan segenap amal kebaikan dan ibadah yang disyariatkan.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah SWT Tanpa terasa hari-hari Ramadhan terus berjalan cepat, sebelum terlambat marilah senantiasa kita mengevaluasi amal apa saja yang telah kita jalankan.

Apakah benar-benar kita telah mengoptimalkan Ramadhan untuk mendulang pahalan dan keberkahan? Atau malah justru kita melewati hari hari di dalamnya hanya dengan kemalasan dan amal ibadah seadanya?. Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas dua ibadah unggulan di bulan Ramadhan, yaitu Qiyam Ramadhan atau yang biasa disebut dengan sholat tarawih, serta tadarus atau membaca dan mempelajari kitab suci Al-Quran. Selain dua ragam ibadah tersebut, di dalam bulan Ramadhan masih banyak terbuka peluang amal ibadah unggulan lainnya yang juga disyariatkan.

Mari kita telusuri satu persatu secara singkat, dan berusaha kita jalankan selagi masih ada kesempatan di bulan Ramadhan kali ini. Dan kedermawanannya lebih lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Sebagai seorang muslim, setiap hari kita diwajibkan oleh agama kita untuk mendirikan sholat lima waktu.

Namun tanpa disadari, kebanyakan dari kita menganggap kewajiban mulia tersebut sekedar rutinitas yang membebani saja. Banyak yang menjalankan sholat hanya sekedar menggugurkan kewajiban, atau ibaratnya anak sekolah atau karyawan perusahan ; sekedar absen semata, tanpa mengetahui urgensi dan hikmahnya.

Karenanya marilah dalam kesempatan yang berbahagia ini, kembali kita mencoba menyelami kembali urgensi dan hikmah ibadah sholat yang kita kerjakan sehari-hari. Adapun diantaran urgensi dari ibadah sholat, yaitu merupakan ibadah yang pertama kali akan dimintakan pertanggung jawabannya dari manusia pada hari kiamat kelak.

Bukan hanya itu, ibadah sholat kita juga menjadi cermin dari keseluruhan rangkaian amal ibadah kita selama di dunia. Jika shlalatnya di nilai baik, maka bahagia dan tenanglah dia. Namun jika shalatnya rusak, maka rugi dan sengsaralah dia. Selain menjadi ibadah yang pertama kali dihisab pada hari kiamat, ibadah shalat juga menjadi bukti sekaligus identitas keislaman sejati kita.

Karenanya, sholat menjadi garis pemisah yang jelas antara keimanan dan kekufuran. Dengan meyakini dan memahami urgensi ibadah sholat, diharapkan kita semua bisa lebih merasakan keagungan ibadah mulia ini lalu menjalankannya dengan sepenuh keikhlasan dan kepasrahan. Kaum muslimin yang berbahagia Selain urgensi, ibadah sholat juga mempunyai fungsi dan hikmah bagi kehidupan kita secara pribadi maupun masyarakat.

Secara pribadi, ibadah sholat akan menghasilkan hikmah kepada mereka yang mengerjakannya setidaknya dalam tiga hal : Pertama : Sholat akan Mengendalikan Diri dari Kemaksiatan Orang yang mendirikan sholat dengan baik akan merasakan hubungan dan kedekatan yang luar biasa kepada Allah SWT.

Karenanya ia akan merasa selalu dalam pengawasan Allah SWT. Ia tidak rela menodai kedekatannya itu dengan amal dan perbuatan maksiat. Rasulullah shallalahu 'alaihi wasallam mengumpamakan shalat lima waktu dengan sebuah sungai yang mengalir di depan pintu seseorang, lalu ia mandi di sungai itu lima kali dalam sehari semalam, adakah kotoran ditubuhnya yang masih tersisa? Ketiga: Sholat Menguatkan Jiwa dalam menghadapi Cobaan Kehidupan Kehidupan manusia bagaikan putaran roda ; senang, susah, gembira, ujian dan cobaan datang silih berganti menguji iman dan ketakwaan.

Seorang muslim harus mempunyai jiwa yang kokoh untuk menghadapi beratnya ujian kehidupan. Ibadah sholat sejak awal menjadikan jiwa manusia tenang dan khusyuk, sehingga mampu menjalani kehidupan dengan matang. Kita diperintahkan untuk selalu menjadikan sholat sebagai pengokoh jiwa kita dalam setiap musibah yang melanda. Sholat senantiasa menjadikan jiwa kita tenang dan kokoh. Allahumma sholli wa salim wa barik alaih.

Setiap hari kita menjalani sholat lima waktu. Jelas tersirat dari ayat tersebut, bahwa sholat kita seharusnya mampu menjaga diri kita dari perbuatan dosa. Bukan sekedar sholat penggugur kewajiban saja. Namun kenyataan menunjukkan hal berbeda, betapa banyak orang yang sholat tapi masih terasa ringan dalam berbuat maksiat dan dosa. Oleh karena itu, menjadi penting bagi kita untuk berusaha meniti langkah dalam mengoptimalkan sholat kita. Cintamu kepada aku tak pernah ku rasa sebegitu Engkau meringankan hati ini, engkau menenangkan jiwa sepi.

Aku ingin menjadi pembuka hatimu yang sekian lamanya Terkunci kerna slalu terluka Ku ingin menjadi penutupnya. Kau tahu kau disakiti, hatimu sedang kau melindungi Percayakan pada cinta ini, relakan ia berterbang tinggi. Aku ingin menjadi pembuka hatimu yang sekian lamanya Terkunci kerna slalu terluka Ku ingin menjadi penutupnya, babak tentang pencarian cinta Aku untukmu sepanjang hayat.

Aku ingin menjadi pembuka hatimu yang sekian lamanya Terkunci kerna slalu terluka Ku ingin menjadi penutupnya, babak tentang pencarian cinta Aku untukmu sepanjang hayat Aku ingin menjadi pembuka hatimu yang sekian lamanya Terkunci kerna slalu terluka. Bahagian 3.

Tonton 7 Ramadan Episod 7 Bahagian 1. Table View Bar View. United States of America. Republic of Korea. Russian Federation. South Africa. Facebook page opens in new window YouTube page opens in new window. May 5 Related posts. We Care. We use cookies on our website to give you the most relevant experience by remembering your preferences and repeat visits.

However, you may visit "Cookie Settings" to provide a controlled consent. Cookie Settings Accept All. Manage consent. Close Privacy Overview This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website.

Populer Pos. Januari 27, Mengenai Saya. Diberdayakan oleh Blogger. Laporkan Penyalahgunaan. Social Widget.



0コメント

  • 1000 / 1000